Pendidikan sejak dini sangat urgen untuk diperhatikan mengingat pendidikan dasar merupakan
pondasi awal pendidikan anak. Jika pondasi tidak kokoh, maka cepat
runtuh dan ambruk hanya diterpa goncangan sedikit saja. Tentu sebagai
orang tua kita tidak ingin memberikan pendidikan dasar bagi anak-anak kita pendidikan yang abal-abal.
Pendidikan dasar sekarang sudah bisa dinikmati oleh seluruh
kalangan karena pemerintah telah mengucurkan dana di bidang pendidikan
yang dikenal dengan BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Tidak ada lagi
alasan kita sebagai orang tua tidak menyekolahkan anak kita. Melalui BOS
anak-anak kita bisa sekolah tanpa membayar uang SPP atau uang Komite.
Tapi apakah sekolah gratis yang diaplikasikan di negara kita menjamin mutu pendidikan dasar? Hal ini merupakan sebuah polemik yang menjadi PR bagi kita semua.
Saat ini banyak sekali orang yang berbondong-bondong ingin
menjadi tenaga pendidik dikarenakan iming-iming kesejahteraan yang
ditawarkan oleh pemerintah. Tapi apakah orang-orang tersebut layak
menjadi seorang pendidik? mengajar mudah tapi yang sulit adalah
mendidik.
Masih segar di ingatan ayah saya bercerita ketika beliau
masih hidup, betapa susahnya jadi seorang guru. Gaji tidak sesuai dengan
banyaknya pekerjaan dilakukan dan orang-orang tidak ada yang berminat
untuk menjadi seorang guru. Tapi sekarang terjadi hal sebaliknya, para
guru berburu gelar sertifikasi hanya untuk mendapatkan income 2 kali
gaji pokok. Paling menyakitkan hati, ketika hasil buruan telah didapat
mutu yang diharapkan berbanding lurus dengan kesejahteraan yang
diberikan sering terjadi sebaliknya.
Dana BOS bertujuan membantu anak-anak yang kurang mampu atau
miskin agar dapat sekolah dengan gratis, alias tidak bayar uang sekolah .
Ada iklan di televisi yang mengkampanyekan sekolah gratis untuk anak
Indonesia. Hampir seluruh rakyat gembira mendengar kabar itu. Tapi
mungkin iklan itu hanya sekedar harapan yang masih jauh di awang-awang
karena katanya kabar ?Gratis? yang digembar-gemborkan itu punya makna
yang berbeda.. Yang jelas ?gratis? bukan berarti kita tidak membayar
sama sekali.
Kata gratis sering sekali di salah artikan oleh masyarakat,
mereka berpikir kalau kata gratis itu artinya kita tidak akan membayar
sepeserpun untuk mendapatkan pendidikan di jenjang pendidikan sekolah dasar
(SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Gratis yang dimaksud di sini
adalah gratis dalam pembayaran SPP dan Komite, untuk masalah peralatan
sekolah yang dibutuhkan seperti buku tulis, seragam disiapkan sendiri
oleh siswa. Tetapi terkadang juga ada sekolah yang sering memberikan
kebijakan melakukan pemungutan biaya tentunya melalui kesepakatan pada
rapat komite sekolah yang diikuti oleh orang tua wali siswa.
Saya pernah juga mendengar ada sebuah sekolah yang tidak
ingin menerima dana BOS karena mereka punya sumber dana yang jauh lebih
besar dan bisa menutupi semua biaya operasional sekolah. Bahkan jauh
lebih baik dan lebih besar dari dana BOS yang dikucurkan oleh
pemerintah.
Kata Kunci :
pendidikan dasar,artikel pendidikan dasar,artikel tentang pendidikan dasar,artikel anak sekolah dasar,artikel dasar pendidikan negara,artikel mutu pendidikan di sekolah dasar,makalah dasar pendidikan,pandidikanfilda
eka
No comments:
Post a Comment